Aku dan Ni Nel dipanggil Bapak Kepala Madrasah ke ruangannya. Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag di kotaku, maka diadakan berbagai macam lomba. Aku terpilih mengikuti lomba dakwah dan Ni Nel mengikuti lomba baju kurung basiba (baju kurung khas Minangkabau). Sebagai gadis yang belum berkeluarga, tentu kami merasa senang dan bahagia. Karena waktu kami terisi dengan hal yang bermanfaat.

Dengan tekun aku mencari judul sesuai tema yang ditentukan, kemudian merangkai kata sendiri. Dan berlatih sendiri, tekadku cuma satu. Menang. Begitu juga Ni nel, dengan biayanya sendiri, dibeli bahan dasar dan dijahit. Hingga menjadi sehelai baju kurung yang rupawan. Kami berdua berjanji akan mengharumkan nama madrasah. Tiap hari kami berlatih tanpa kenal lelah. Dukungan dari teman-teman juga menjadi penyemangat bagi kami.

Kami berdua duduk manis dibangku paling depan dekat panitia. Ni Nel sudah berdandan dengan rapi memakai baju kurung basibanya, lengkap dengan aksesoris di hijab dan kodeknya (kain songket). Dia begitu kelihatan sangat cantik. Aku pun juga tak kalah rapi dan manisnya, dengan selendang besar melingkar dibahuku dan hijab hijau yang melekat di kepalaku. Setiap orang yang melewati kami, selalu tersenyum dengan manis. Dan kami berdua dengan penuh percaya diri membalas senyum mereka.Nama kami belum juga dipanggil panitia untuk mendaftar, kemudian Ni Nel menyuruhku untuk mendaftar. Sampai di meja panitia, mereka menyambutku dengan ramah sambil menanyakan aku nyonya dari siapa.